Dear Pak Mario dan seluruh rekan muda Indonesia,
lama saya tidak menulis. karena sibuk dan karena merasa kurang cukup penting walaupun sejuta bahan di otak minta dituang. dan akhirnya saya gusar mendengar kabar semalam. terpampang di media-media. mata saya gatal. perasaan saya juga. tapi ternyata susah untuk menutup mata dan menutup telinga.
Dear sayangku semua, saya bukan membela. saya hanya ingin menulis aspirasi. sepotong pemikiran yang ingin saya bagi. jika anda berkenan membaca, jika tidak abaikan saja.
pertama-tama saya ingin sampaikan, bahwa kita manusia *dalam pemahaman keyakinan saya, kita lebih dimuliakan daripada mahkluk apapun juga termasuk malaikat. berangkat dari pemahaman ini, saya berpikir bahwa sebenarnya kapasitas kita bisa lebih luar biasa dari malaikat. tetapi, tak ada puncak bila kita tidak mendaki. semuanya bergantung bagaimana kita berproses dengan Tuhan. apa yang kita lakukan, bagaimana respon kita, apa yang kita pelajari, dan apakah kita terus bertumbuh atau menyerah dalam 'pemurnian' diri.
puncak tidak akan diraih tanpa usaha keras. kebaikan hidup tidak akan terjadi jika kita tidak memulai. dan percaya atau tidak, setitik perbuatan kecil dapat menjadi cahaya bagi sekelilingnya. saya menyebutnya hidup berdampak.
membaca peristiwa tentang Bapak Mario, saya berkaca betapa kita lebih mudah mencurigai daripada menanti. lebih muda tersulut satu pihak daripada berdiam diri dan menanti sebenarnya apa yang terjadi. kita tidak pernah tau persis apa yang terjadi. secara pribadi, saya tersenyum kecut bagaimana isu ini terangkat ke media. jika tidak salah membaca awalnya tweet dari lambeturah, dalam Bahasa Indonesia lambe artinya mulut, turah artinya lebih. dan dalam perspektif saya makna lambe turah memiliki konotasi yang kurang bagus. lebih mengarah ke tukang bergosip.
dan tentunya makna ini berkebalikan dengan label golden ways. jalan emas. konotasinya lebih positif dan alhamdullilah isinya juga positif. saya jadi berpikir, bagaimana mudahnya kita untuk iri apabila kehidupan orang lain lebih baik, tampak sempurna, dan tidak bercacat. kita lebih mudah untuk berambisi menyaingi dalam contoh sederhana melihat upload foto2 bagus di IG teman atau kerabat tentang sepatu barunya, liburannya ke tempat2 yang cantik, tas mahal yang baru dibeli, dsb. mungkin memang sebagian bermaksud untuk pamer, sebagian lagi mungkin hanya ingin berbagi hasil jepretannya, sebagian lagi mungkin karena merasa bahagia telah susah payah menabung dan akhirnya mendapatkan apa yang diinginkan. tapi prinsip saya, setiap orang berhak berbagi (hal positif dan menyenangkan). bagi saya lebih baik memfollow orang2 yang rajin membagikan hal2 menyenangkan dalam hidupnya daripada berbagi hal-hal yang seharusnya tersimpan terutama aib.
entah, mungkin rasanya kurang bijak *versi saya, jika kita terlalu mudah membawa apa2 ke dalam ruang publik.
bagi orang bijak, hal sederhana bisa menjadi rumit. terlepas dari apa yang telah terjadi, dilema pasti terjadi. waktu telah berlalu. yang dulu dan sekarang kapasitas dan tanggung jawab tentu banyak berubah. apakah harus melindungi harta yang sangat berharga hari ini dan masa depan nanti, atau harus melindungi orang lain yang entah bermaksud mencari keadilan atau motivasi nominal atau untuk sekadar ikut bergantung sebentar. kita tetap tidak bisa memungkiri agar bisa dilihat dunia kita perlu mencapai tempat tinggi. hanya saja tempat tinggi bermakna ganda bagi anda dan saya. yang sejati mungkin akan tekun mencari dengan iman dan hati. rombongan mie instan mungkina akan mengantri mencari mercusuar yang bisa ditumpangi.
No heart feeling ya...
Rekan muda, kita yang masih baru melangkah di dunia ada baiknya lebih banyak belajar untuk diam dan melihat. bersabar menanti apa yang sedang terjadi. dan peka kira-kira kemana jalannya sebuah peristiwa. mari melihat dua sisi. kita juga manusia, isi hati siapa yang tahu :)
salam persatuan,
ditulis dengan cinta
Komentar
Posting Komentar