Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Halo nama saya Yona

Halo nama saya Yona. Saya ibu pekerja pada hari kerja (senin-jumat) dan seorang ibu rumah tangga pada akhir minggu. Saya ibu dari satu putri. Dan seorang istri dari satu suami 😚 Halo nama saya Yona. Saya mencintai pekerjaan saya saat ini. Bagi saya ini adalah hobi yang menyenangkan. Bertemu dengan banyak pribadi yg luar biasa. Pimpinan saya ada lima orang. Hampir semua adalah profesor. Dua diantaranya adalah pejabat kementerian. Saya takjub bisa bekerja sama dengan para beliau ini. Tak pernah saya bayangkan, saya yang hanya lulusan D3 bisa memperoleh kesempatan luar biasa ini. Mungkin ini berlebihan. Tetapi sungguh, saya tak pernah membayangkan betapa Tuhan mempercayakan pekerjaan ini kepada saya. Saya bangga berada di tengah2 tim yang positif dan banyak mengajarkan berbagai ilmu dan wawasan. Dulu mimpi saya sederhana, saya mencintai manajemen. Saya suka mengatur jadwal. Saya suka membuat rapi dan mempercantik sesuatu. Bagi saya, kecintaan ini seperti sistem yg sudah mengalir. Setiap

hubungan yang bertumbuh

Tahun 2008 aku mengakhiri perjalanan berkasih-kasih hehe...  menginjak tahun kedua masa kuliahku, hidupku mulai ku dedikasikan penuh untuk prestasi, keluarga, pelayanan di UKM rohani, dan pekerjaan.  Praktis tempat kos yang seharusnya menjadi tempat bermalas-malas, hanya ku singgahi saat malam tiba.  Aku harus bangun pagi-pagi, berangkat kuliah menyempatkan rapat dan koordinasi seperlunya lalu kerja.  Jualan kasur.  Itutuh... kasur yang ada pir nya. yang kalo dipake lonjak-lonjak kita bisa mentul-mentul di atasnya. Orang bilang itu namanya spring bed :) Why?  Kenapa aku harus berkeras-keras begini... well... mamaku orang yang keras.  beliau berharap betul aku mampu menjadi kakak yang dapat diharapkan oleh keluarga.  anak pertama niih ceritanya. tertekan? ah itu lagu lama... hehe... tapi kalo tidak begitu mana bisa aku lahir menjadi pribadi yang total dan perfeksionis (sangat) hihihi... ini yang akhirnya menjadi pertimbangan berkasih-kasih tadi ga lagi jadi pilihan.  aku harus pun

Teknologi dan dampaknya

semakin ke sini, perkembangan jaman dan teknologi semakin maju.  sebagai pribadi yang masih hidup dan butuh bersosialisasi kita dituntut untuk bergerak dinamis mengikuti alur dunia.  harus semakin rajin meng-upragrade diri baik secara iman maupun wawasan.  menolak perubahan dan ber-keukeuh terhadap barang lama bukanlah keputusan bijak.  saya tidak mengatakan hal kuno harus ditinggalkan.  manusia punya akal dan hikmat, kita harus pandai dan cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. bagaimana kita bijak menyikapi setiap kemajuan dan tetap bermawas diri menjaga kebudayaan dan nilai-nilai leluhur. dinamisnya kemajuan jaman saat ini tentu merubah beberapa bahkan mungkin hampir seluruh aspek kehidupan kita.  beberapa hal yang patut disikapi secara bijak antara lain: 1.  pola asuh (parenting) layaknya tanaman, beda tanah beda varietas tanamannya.  beda jaman tentu beda generasi, dalam salah satu buku terbitan gramedia Raising Children in Digital Era disebutkan bahwa generasi sekara

Takaran Sebuah Nilai

Nilai.  Entah nilai baik atau benar. Pantas atau tidak. Masing-masing kita memiliki alat ukur sendiri-sendiri. Benar bagi anda belum tentu bagi saya. Usaha terbaik bagi anda belum tentu bagi saya. Kepantasan bagi saya belum tentu bagi anda. Masing-masing kita hidup dengan berbagai budaya, berbagai pekerjaan dan sudut pandang.  Berbagai latar belakang inilah yang akhirnya akan membentuk stigma kita tentang takaran sebuah nilai. Jika kita ingin menilai hal dengan standar yang sama maka harus ada SOP yang jelas yang kita sepakati.  Walaupun bisa saja terjadi penafsiran yang berbeda-beda. Sama halnya ketika kita mencoba memahami dan menafsirkan ayat-ayat kitab suci tulisan para nabi jaman dahulu. Belum tentu pada ayat yang sama satu dengan yang lain akan memaknai hal yang sama. Jadi hemat saya, lapangkanlah dada, perbanyaklah wawasan dan pergaulan, dari sana kita akan belajar tentang arti kedewasaan. Tentang arti penerimaan perbedaan. Bahwa selain kita masih banyak berjuta-juta manu