Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Penolong Sepadan (Curhat Seorang Istri)

Kejadian 2 : 18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Ayat ini saya dapatkan ketika saya ngeyel bertanya pada seorang saudara.  Ngeyel meminta jawaban, padahal saya feeling sebenernya beliaunya ini juga masih belajaran hehe... Mungkin beliaunya merasa tidak pede untuk memberi arahan karena masih merasa baru *sama2 baru di dunia pernikahan. Tapi saya waktu itu lagi kepo banget. Nget! Dan ngga tahu harus tanya kemana (lagi) karena perenungan sudah mentok. Dan hati semakin galau gundah gulana tak menentu *eaaaa... Tuhan begitu luar biasa menciptakan kita manusia, bumi, beserta isinya.  Tuhan bahkan telah memerintahkan kita, supaya kita beranakcucu, memenuhi bumi, dan menaklukannya (Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan bur

Dear Pak Mario dan Anak Muda Indonesia

Dear Pak Mario dan seluruh rekan muda Indonesia, lama saya tidak menulis. karena sibuk dan karena merasa kurang cukup penting walaupun sejuta bahan di otak minta dituang. dan akhirnya saya gusar mendengar kabar semalam. terpampang di media-media. mata saya gatal. perasaan saya juga. tapi ternyata susah untuk menutup mata dan menutup telinga. Dear sayangku semua, saya bukan membela. saya hanya ingin menulis aspirasi. sepotong pemikiran yang ingin saya bagi. jika anda berkenan membaca, jika tidak abaikan saja. pertama-tama saya ingin sampaikan, bahwa kita manusia *dalam pemahaman keyakinan saya, kita lebih dimuliakan daripada mahkluk apapun juga termasuk malaikat.  berangkat dari pemahaman ini, saya berpikir bahwa sebenarnya kapasitas kita bisa lebih luar biasa dari malaikat.  tetapi, tak ada puncak bila kita tidak mendaki. semuanya bergantung bagaimana kita berproses dengan Tuhan.  apa yang kita lakukan, bagaimana respon kita, apa yang kita pelajari, dan apakah kita terus

Kembali ke fitrah :)

saya lupa ayatnya dimana.  (petunjuk untuk hidup bersama orang-orang yang baik, mungkin di Amsal banyak sekali petunjuk ini)  tetapi ini yang ingin saya bagi.  pertimbangkanlah baik-baik untuk memilih sesuatu yang murah atau bahkan gratis.  terkadang harga bayar yang harus kita tebus tidak sebanding dengan label murah atau gratisnya.  *ouch yang ini rasanya menohok sekali... ibarat bunga, yanga akhirnya mandiri dan berpindah pada pot yang baru.  namun rupanya, biji ilalang masih ada yang nyangkut dan 'sulit' untuk ditebas.  sehingga sesekali bunga layu dan ilalang yang nampak meninggi.  ini ngomongin apa sih ya? hehe... bijaksana yuk ketika menentukan sesuatu.  dalam artian, bukan cuma memandang nilai materi tetapi dampak moralnya juga.  pengalaman yang ada sekuat-kuatnya filter kita, seringkali kita pun akhirnya keok juga.  berhati-hatilah dengan siapa kita bergaul.  berhati-hati dengan siapa anak kita hidup bersama.  (kalau bisa memilih, bener-bener filter lingkungan yan

Figur Pemimpin

Secara kebetulan dalam minggu-minggu ini beruntun fenomena mengenai kepemimpinan berputar di sekitar saya.  Hal pertama yang muncul adalah, lahirnya aturan baru mengenai proses pengangkatan dan pemberhentian pejabat dan pegawai Non PNS di perguruan-perguruan tinggi BLU.  Proses ini bisa dibilang cepat.  Dewan Pengawas PTN BLU mengawalinya bersama di sebuah forum pertemuan Dewan Pengawas se-Indonesia.  Dari forum pertemuan ini, mereka saling berbagi dan membuat kesepakatan terhadap masalah-masalah yang sedang terjadi tetapi untuk proses penyelesaiannya harus melalui ranah pemerintah pusat.  Maka, dibuatlah surat rekomendasi dibantu oleh beberapa tenaga dari PK BLU surat tersebut disusun dan ditujukan kepada DPR.  Kurang lebih pada bulan Januari 2016, kami kirimkan surat tersebut dan alhamdullilah mendapat respon yang cukup baik. Setelah peraturan tentang pengangkatan dan pemberhentian pejabat dan pegawai Non PNS di lingkungan PTN BLU lalu beredarlah PMK mengenai remunerasi.  Yang say

Menikah itu... Menyebalkan!

Menikah itu menyebalkan. Banyak hal menjadi berubah saat kamu menikah. Minimal data di KTP dari belum menikah menjadi kawin.  Dengan menikah kita akan mendapat tunjangan suami/istri/anak (bagi perusahaan yang menyediakan, hahaha...) Dan hal penting yang berubah adalah kamu tidak lagi hidup sendiri. Bisa berdua atau mungkin berjamaah dengan yang lain. Menikah membuat mu terikat satu sama lain.  Apalagi kalau kalian punya bebi alias bayi, jadi artinya yang umurannya masi kuecil intik intiiiik.  Apa2 jadi dipikirkan demi kepentingan semua.  Hobi nongkrong harus milih tempat yang safe dari asap rokok.  Mau pergi ujan2 harus naik mobil (kalo bisa, malahan kalo bisa ngga usa pergi deh).  Hidup serumah dengan orang yang sama entah sampai kapan, menghadapi perbedaan yang baru saja keliatan setelah menikah, berdamai dengan kebiasaan-kebiasaan kecil yang menjengkelkan.  Misal taruh baju yang masi mau dipakai sembarangan, stay on HP everytime, bermalas-malasan disaat kita lagi hetic prepare i

Yang Terbaik

Kemarin sore, entah mengapa tiba-tiba hati saya menjadi bimbang. Memandangi si kecil yang sudah pulas. Merenungi perkerjaan saya sehari-hari. Rutinitas d kantor. Dan rutinitasnya di rumah. Saya tidak menghakimi bahwa wanita karier adalah yang terbaik. Pun begitu dengan ibu rumah tangga. Saya rasa setiap orang berhak memilih dan menyandang predikatnya masing-masing. Sama seperti kisah klasik yang sering terjadi. Mungkin diantara ibu rumah tangga ada yg rindu bekerja. Dan ibu pekerja seperti saya merindukan rumah. Seolah kami berhadap-hadapan dan saling memandang halaman muka rumah seberang yang tampak indah rumputnya. Naluri saya sebagai seorang ibu terkadang menuntut lebih agar selalu disisi si kecil. Harusnya saya selalu berada di sisinya menikmati dan mendampingi masa pertumbuhannya. Bukannya malah orang lain yang bukan siapa-siapa yang justru ada di sisinya. Atau kadang saya sangat merindukannya seusai jam kantor dan justru bingung harus melakukan apa untuk menumpaskan rasa rindu

Utama

RELASI. ini perjalanan panjang untuk menceritakan arti sebuah relasi. dasar dari semua yang kita kerjakan adalah hubungan kita dengan Tuhan. berjalan sesuai dengan apa yang Tuhan mau bukan yang kita mau. keadaan galau atau bimbang biasanya berwal dari ketidaktauan kita harus melangkah kemana. karena kita tidak bertanya. atau mungkin kita sedang menjauh. sehingga suara penuntun yang mestinya utama hilang sayup dideru dunia. kalah dengan suara tuhan-tuhan baru versi kita. jadi jelas, apa yang menjadi dasar kita melangkah adalah hasil dari perbincangan kita dengan yang punya hidup. yang seringkali konyol dan selalu terjadi (saya menyebutnya klasik) adalah kita tahu ini hal utama. bahwa berbincang dengan Tuhan. berQ-time dengan Tuhan adalah pokok. tapi selalu kita menomor sekiankan. bahasa Jawanya 'nggampangke'. hal lucu tapi ironis. jadi, sejauh apa kita menjagai hubungan kita dengan yang punya hidup? ekstrimnya, kalau belum mampu sama sekali lalu bagaimana kita menjagai hubu

Untuk Wanita (Kuat)

Menjadi wanita itu adalah kehormatan Kesempatan untuk diciptakan menjadi wanita dan menghidupi panggilannya adalah berkat. Menjadi wanita itu harus kuat, tegar, bahasa kerennya SETRONG seperti model alis sekarang. Tebal dan besar.  Wanita harus bijak dan pandai move on. Menjadi wanita kuat tidak memandang status.  Mau lajang, single, jomblo, janda, istri, ibu, dsb.  Wanita jaman sekarang harus frontal. Frontal dengan tujuan hidup dan cita-cita masa depannya.  Wanita itu harus tahu, kebahagiaan adalah dirinya.  Tau harus menjadi apa, mengerjakan apa, berdiri di sisi mana, menghidupi panggilannya, memenuhi hidupnya dengan passion. Untuk wanita yang sedang menunggu, menghidupi hidup dengan passion setidaknya membuat hidup itu lebih berwarna.  Minimal walaupun ia tahu sedang menanti ia tahu harus menuju kemana.  Artinya wanita harus tahu tujuan hidupnya sekarang dan sambil percaya bahwa nanti tujuannya ini akan membawanya ke tempat yang diharapkan.  Misalnya pasangan.  Walaupun ia bel

untuk peri kecilku yang beranjak dewasa

terinspirasi bacaan dan status dunia maya hari ini.  sedikit berbagi buat orang yang kukasihi. selamat menjelang menua... dunia bergerak demikian cepat. siapa sangka dulu kita suka bersepeda, menikmati angin dengan layang-layang, menjaring ikan di brantas, atau membawa timba ke tepi sawah.  tapi sekarang, anak-anak bermain dengan layar. belajar hitungan tak lagi dengan lidi atau biji jagung. dulu, mau berhitung saja kita diminta membawa ini dan itu. hasta karya juga susah payah dibuat. membeli manila atau kertas marmer. belum lagi lem dan gunting. tak jarang siswa menangis karena peralatannya ada yang hilang. takut si emak marah atau barang pinjaman dari saudara yang harus kembali.  masa-masa itu perlahan mungkin akan menghilang. sekarang setiap tugas harus dicari dengan internet. dicetak lalu dikliping. diwarna warni dengan tinta otomatis.  jaman sudah berbeda. tapi, jangan pernah berubah untuk peduli.  sabarlah mengantri sesuai dengan urutanmu.  buanglah sampah pada tempatnya. kam

Engga punya bbm papa

Terjadilah suatu ketika. Wasap suami mengalami ke-error-an. Bernasib sama seperti hape mungilnya. Sehingga untuk urusan komunikasi yg biasanya mengandalkan wasap tsb harus beralih ke media lain. BBM. Tapi sengaja tidak kami pilih. Lebih tepatnya tidak saya pilih. Dulu kami punya semuanya. Lain. Wasap. Efbe. Instah. Bbm. Tapi semuanya betubah sejak negara api menyerang. Ribut gara2 status bbm. Setelah itu saya d delkon. Sebel?? Iyalah. Awalnya. Setelah itu biasa aja. Saya belajar bahwa dalam hubungan suami istri, saya tidak perlu harus tau semuanya. Note: dulu saya kepooo banget. Yang penting saya percaya dia. Kok bisa? Saya rasa, percaya itu muncul dari ketulusan kita menyayangi seseorang. Percaya itu juga dibangun dari lingkungan yang saling mendukung. Budaya atau kebiasaan untuk mengerti dan memahami posisi masing2. Saya belajar dari silang pendapat kami tentang status bbm: kita memang sudah bersuami istri tetapi kita tetap butuh privasi. Sekali lagi, media social. Bisa menjadi ala

Menantu wanita idaman

Alkisah disebuah kota metropolitan,di sebuah desa yang tentram,di rumah mewah atau di rumah mungil. Entah dimana sajalah itu bermula. Hiduplah sebuah keluarga muda,didampingi oleh orang tuanya. Sang menantu wanita sangat soleh, santun dan baik hati. Ia penurut kepada imamnya dan berbakti kepada mertuanya. Mereka tidak pernah bertengkar ataupun berbeda pendapat. Sang menantu bisa menangani semua pekerjaan dg sempurna. Ibu dan bapa mertuanya sangat menyayanginya. Keluarga ini hidup bahagia selamanya. TAMAT *dibuat di dalam mimpi dengan banyak cita rasa hati. Yang jelas tanpa sianida. Lebih enak dinikmati dengan secangkir kopi. Hanya dibuat bagi yg bisa membaca  untuk memahaminya bukan menghakiminya. Selamat berproses ibu ibu muda,menjadi menantu sempurna :D

Halo nama saya Yona

Halo nama saya Yona. Saya ibu pekerja pada hari kerja (senin-jumat) dan seorang ibu rumah tangga pada akhir minggu. Saya ibu dari satu putri. Dan seorang istri dari satu suami 😚 Halo nama saya Yona. Saya mencintai pekerjaan saya saat ini. Bagi saya ini adalah hobi yang menyenangkan. Bertemu dengan banyak pribadi yg luar biasa. Pimpinan saya ada lima orang. Hampir semua adalah profesor. Dua diantaranya adalah pejabat kementerian. Saya takjub bisa bekerja sama dengan para beliau ini. Tak pernah saya bayangkan, saya yang hanya lulusan D3 bisa memperoleh kesempatan luar biasa ini. Mungkin ini berlebihan. Tetapi sungguh, saya tak pernah membayangkan betapa Tuhan mempercayakan pekerjaan ini kepada saya. Saya bangga berada di tengah2 tim yang positif dan banyak mengajarkan berbagai ilmu dan wawasan. Dulu mimpi saya sederhana, saya mencintai manajemen. Saya suka mengatur jadwal. Saya suka membuat rapi dan mempercantik sesuatu. Bagi saya, kecintaan ini seperti sistem yg sudah mengalir. Setiap

hubungan yang bertumbuh

Tahun 2008 aku mengakhiri perjalanan berkasih-kasih hehe...  menginjak tahun kedua masa kuliahku, hidupku mulai ku dedikasikan penuh untuk prestasi, keluarga, pelayanan di UKM rohani, dan pekerjaan.  Praktis tempat kos yang seharusnya menjadi tempat bermalas-malas, hanya ku singgahi saat malam tiba.  Aku harus bangun pagi-pagi, berangkat kuliah menyempatkan rapat dan koordinasi seperlunya lalu kerja.  Jualan kasur.  Itutuh... kasur yang ada pir nya. yang kalo dipake lonjak-lonjak kita bisa mentul-mentul di atasnya. Orang bilang itu namanya spring bed :) Why?  Kenapa aku harus berkeras-keras begini... well... mamaku orang yang keras.  beliau berharap betul aku mampu menjadi kakak yang dapat diharapkan oleh keluarga.  anak pertama niih ceritanya. tertekan? ah itu lagu lama... hehe... tapi kalo tidak begitu mana bisa aku lahir menjadi pribadi yang total dan perfeksionis (sangat) hihihi... ini yang akhirnya menjadi pertimbangan berkasih-kasih tadi ga lagi jadi pilihan.  aku harus pun

Teknologi dan dampaknya

semakin ke sini, perkembangan jaman dan teknologi semakin maju.  sebagai pribadi yang masih hidup dan butuh bersosialisasi kita dituntut untuk bergerak dinamis mengikuti alur dunia.  harus semakin rajin meng-upragrade diri baik secara iman maupun wawasan.  menolak perubahan dan ber-keukeuh terhadap barang lama bukanlah keputusan bijak.  saya tidak mengatakan hal kuno harus ditinggalkan.  manusia punya akal dan hikmat, kita harus pandai dan cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. bagaimana kita bijak menyikapi setiap kemajuan dan tetap bermawas diri menjaga kebudayaan dan nilai-nilai leluhur. dinamisnya kemajuan jaman saat ini tentu merubah beberapa bahkan mungkin hampir seluruh aspek kehidupan kita.  beberapa hal yang patut disikapi secara bijak antara lain: 1.  pola asuh (parenting) layaknya tanaman, beda tanah beda varietas tanamannya.  beda jaman tentu beda generasi, dalam salah satu buku terbitan gramedia Raising Children in Digital Era disebutkan bahwa generasi sekara

Takaran Sebuah Nilai

Nilai.  Entah nilai baik atau benar. Pantas atau tidak. Masing-masing kita memiliki alat ukur sendiri-sendiri. Benar bagi anda belum tentu bagi saya. Usaha terbaik bagi anda belum tentu bagi saya. Kepantasan bagi saya belum tentu bagi anda. Masing-masing kita hidup dengan berbagai budaya, berbagai pekerjaan dan sudut pandang.  Berbagai latar belakang inilah yang akhirnya akan membentuk stigma kita tentang takaran sebuah nilai. Jika kita ingin menilai hal dengan standar yang sama maka harus ada SOP yang jelas yang kita sepakati.  Walaupun bisa saja terjadi penafsiran yang berbeda-beda. Sama halnya ketika kita mencoba memahami dan menafsirkan ayat-ayat kitab suci tulisan para nabi jaman dahulu. Belum tentu pada ayat yang sama satu dengan yang lain akan memaknai hal yang sama. Jadi hemat saya, lapangkanlah dada, perbanyaklah wawasan dan pergaulan, dari sana kita akan belajar tentang arti kedewasaan. Tentang arti penerimaan perbedaan. Bahwa selain kita masih banyak berjuta-juta manu