Langsung ke konten utama

Yang Terbaik

Kemarin sore, entah mengapa tiba-tiba hati saya menjadi bimbang. Memandangi si kecil yang sudah pulas. Merenungi perkerjaan saya sehari-hari. Rutinitas d kantor. Dan rutinitasnya di rumah.

Saya tidak menghakimi bahwa wanita karier adalah yang terbaik. Pun begitu dengan ibu rumah tangga. Saya rasa setiap orang berhak memilih dan menyandang predikatnya masing-masing.

Sama seperti kisah klasik yang sering terjadi. Mungkin diantara ibu rumah tangga ada yg rindu bekerja. Dan ibu pekerja seperti saya merindukan rumah. Seolah kami berhadap-hadapan dan saling memandang halaman muka rumah seberang yang tampak indah rumputnya.

Naluri saya sebagai seorang ibu terkadang menuntut lebih agar selalu disisi si kecil. Harusnya saya selalu berada di sisinya menikmati dan mendampingi masa pertumbuhannya. Bukannya malah orang lain yang bukan siapa-siapa yang justru ada di sisinya. Atau kadang saya sangat merindukannya seusai jam kantor dan justru bingung harus melakukan apa untuk menumpaskan rasa rindu ini. (Diusianya sekarang kami berdua hanya bertemu dua jam dalam keadaan sadar, sebab menjelang maghrib ia sudah tertidur pulas) kadang saya linglung. Penginnya masi ingin mainan bersama. Tapi si kecil sudah ngantuk dan pulas.

Setiap pagi kami berdua mengawali hari dengan mengucap syukur. Saling menyapa dan tersenyum. Menuju dapur. Membuatkan makanan untuk dia dan saya. Lalu menjelang jam kantor si embak datang dan saya bersiap. Ini yang terbaik yg bisa saya lakukan.

Sore ini, pertanyaan tentang quality time yg saya inginkan sudah terjawab. Kegiatan apa yg harus saya lakukan agar kami bisa saling menikmati dan menambah bonding kami berdua. Saya tersadar antusiasnya ketika ia sudah saya peluk dan mulai bersemangat mencari nenennya. Seolah si kecil melompat gembira menemukan yang ditunggu-tunggu. Saya tersenyum tipis. Saya pandangi wajahnya yg begitu menikmati barang kesayangannya. Ya. Saya rasa memang hanya hal sederhana ini yang harus kami nikmati berdua. Sementara, hanya ini kebutuhannya. Quality time artinya saya menikmati hal yang ia butuhkan secara jasmani dan rohani.

Gusar saya menuliskan ini. Siapapun kita, wanita. Kita berhak menjadi yang terbaik versi kita. Apakah anda ibu rumah tangga, atau pekerja. Naluri wanita untuk selalu menjadi filter dan memberi yg terbaik bagi keluarga adalah suatu hal yang wajar. Apapun predikat kita saat ini, kita wajib percaya diri. Menjadi yang terbaik bagi keluarga dengan menjadi diri kita sendiri. Karena kita diciptakan unik dan berbeda.

Berhenti memandang rumput tetangga. Tatap keluarga kita saat ini, terus bergerak positif untuk menjadi yg terbaik dr gambar diri kita :)

Semangat.

*kami hari ini, sempat selfie sebelum ia pulas lelap...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknologi dan dampaknya

semakin ke sini, perkembangan jaman dan teknologi semakin maju.  sebagai pribadi yang masih hidup dan butuh bersosialisasi kita dituntut untuk bergerak dinamis mengikuti alur dunia.  harus semakin rajin meng-upragrade diri baik secara iman maupun wawasan.  menolak perubahan dan ber-keukeuh terhadap barang lama bukanlah keputusan bijak.  saya tidak mengatakan hal kuno harus ditinggalkan.  manusia punya akal dan hikmat, kita harus pandai dan cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. bagaimana kita bijak menyikapi setiap kemajuan dan tetap bermawas diri menjaga kebudayaan dan nilai-nilai leluhur. dinamisnya kemajuan jaman saat ini tentu merubah beberapa bahkan mungkin hampir seluruh aspek kehidupan kita.  beberapa hal yang patut disikapi secara bijak antara lain: 1.  pola asuh (parenting) layaknya tanaman, beda tanah beda varietas tanamannya.  beda jaman tentu beda generasi, dalam salah satu buku terbitan gramedia Raising Children in Digital Era disebutkan bahwa generasi sekara

Untuk Wanita (Kuat)

Menjadi wanita itu adalah kehormatan Kesempatan untuk diciptakan menjadi wanita dan menghidupi panggilannya adalah berkat. Menjadi wanita itu harus kuat, tegar, bahasa kerennya SETRONG seperti model alis sekarang. Tebal dan besar.  Wanita harus bijak dan pandai move on. Menjadi wanita kuat tidak memandang status.  Mau lajang, single, jomblo, janda, istri, ibu, dsb.  Wanita jaman sekarang harus frontal. Frontal dengan tujuan hidup dan cita-cita masa depannya.  Wanita itu harus tahu, kebahagiaan adalah dirinya.  Tau harus menjadi apa, mengerjakan apa, berdiri di sisi mana, menghidupi panggilannya, memenuhi hidupnya dengan passion. Untuk wanita yang sedang menunggu, menghidupi hidup dengan passion setidaknya membuat hidup itu lebih berwarna.  Minimal walaupun ia tahu sedang menanti ia tahu harus menuju kemana.  Artinya wanita harus tahu tujuan hidupnya sekarang dan sambil percaya bahwa nanti tujuannya ini akan membawanya ke tempat yang diharapkan.  Misalnya pasangan.  Walaupun ia bel

Penolong Sepadan (Curhat Seorang Istri)

Kejadian 2 : 18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Ayat ini saya dapatkan ketika saya ngeyel bertanya pada seorang saudara.  Ngeyel meminta jawaban, padahal saya feeling sebenernya beliaunya ini juga masih belajaran hehe... Mungkin beliaunya merasa tidak pede untuk memberi arahan karena masih merasa baru *sama2 baru di dunia pernikahan. Tapi saya waktu itu lagi kepo banget. Nget! Dan ngga tahu harus tanya kemana (lagi) karena perenungan sudah mentok. Dan hati semakin galau gundah gulana tak menentu *eaaaa... Tuhan begitu luar biasa menciptakan kita manusia, bumi, beserta isinya.  Tuhan bahkan telah memerintahkan kita, supaya kita beranakcucu, memenuhi bumi, dan menaklukannya (Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan bur