Menjadi wanita itu adalah kehormatan
Kesempatan untuk diciptakan menjadi wanita dan menghidupi panggilannya adalah berkat.
Menjadi wanita itu harus kuat, tegar, bahasa kerennya SETRONG seperti model alis sekarang. Tebal dan besar. Wanita harus bijak dan pandai move on.
Menjadi wanita kuat tidak memandang status. Mau lajang, single, jomblo, janda, istri, ibu, dsb. Wanita jaman sekarang harus frontal. Frontal dengan tujuan hidup dan cita-cita masa depannya. Wanita itu harus tahu, kebahagiaan adalah dirinya. Tau harus menjadi apa, mengerjakan apa, berdiri di sisi mana, menghidupi panggilannya, memenuhi hidupnya dengan passion.
Untuk wanita yang sedang menunggu, menghidupi hidup dengan passion setidaknya membuat hidup itu lebih berwarna. Minimal walaupun ia tahu sedang menanti ia tahu harus menuju kemana. Artinya wanita harus tahu tujuan hidupnya sekarang dan sambil percaya bahwa nanti tujuannya ini akan membawanya ke tempat yang diharapkan. Misalnya pasangan. Walaupun ia belum tahu gambaran seperti apa yang ada di benaknya. Tapi minimal ada goal dalam satu sisi kehidupannya yang harus diraih, sambil berproses membentuk karakter dirinya dan 'menemukan' karakter yang seimbang.
Sedangkan untuk wanita menikah, sudah maupun pernah. Wanita perannya akan menjadi lebih kompleks. Ia menjadi ibu, istri, anak, menantu, dan saudara dalam satu jiwa. Otaknya harus cepat memproses segala informasi yang masuk dan segera memilah mana yang harus diprioritaskan. Layaknya bagian front office dan back office sebuah perusahaan dalam satu tubuh. Satu informasi harus dicerna sedemikian rupa untuk memilah harus dikemas dalam bentuk apa dan berkaitan dengan siapa. Sebab satu informasi bisa saja berkaitan dengan posisinya sebagai ibu, sebagai istri, sebagai menantu, dsb. Wanita menikah harus memiliki banyak filter. Memperkaya dirinya dengan empati, wawasan, dan pengalaman.
Seringkali, wanita baru menikah terkaget-kaget dengan 'ucapan selamat datang di dunia orang menikah', belum habis kagetnya ia mengandung dan dituntut dobel adaptasi. Secara psikis dan jasmani. Secara psikis harus menerima banyak input mengenai orang baru disekitarnya. Sedangkan secara jasmani tubuhnya sedang beradaptasi menerima kehadiran 'jiwa' baru di rahimnya.
Menjadi wanita itu harus kuat. Harus bergerak cepat. Harus tegar dalam melahap segala permasalahan. Jikapun permasalahan datang bertubi-tubi, wanita harus berfokus pada solusi terbaik untuk suami dan anaknya. Harus berani berproses dan memproses orang lain untuk bisa memaklumi status barunya sebagai 'orang dewasa' karena telah mengambil komitmen untuk menikah.
Semoga, kita selalu diberi kekayaan hikmat untuk menjadi bijak. Menangislah sejenak berlarilah kemudian (:
Kesempatan untuk diciptakan menjadi wanita dan menghidupi panggilannya adalah berkat.
Menjadi wanita itu harus kuat, tegar, bahasa kerennya SETRONG seperti model alis sekarang. Tebal dan besar. Wanita harus bijak dan pandai move on.
Menjadi wanita kuat tidak memandang status. Mau lajang, single, jomblo, janda, istri, ibu, dsb. Wanita jaman sekarang harus frontal. Frontal dengan tujuan hidup dan cita-cita masa depannya. Wanita itu harus tahu, kebahagiaan adalah dirinya. Tau harus menjadi apa, mengerjakan apa, berdiri di sisi mana, menghidupi panggilannya, memenuhi hidupnya dengan passion.
Untuk wanita yang sedang menunggu, menghidupi hidup dengan passion setidaknya membuat hidup itu lebih berwarna. Minimal walaupun ia tahu sedang menanti ia tahu harus menuju kemana. Artinya wanita harus tahu tujuan hidupnya sekarang dan sambil percaya bahwa nanti tujuannya ini akan membawanya ke tempat yang diharapkan. Misalnya pasangan. Walaupun ia belum tahu gambaran seperti apa yang ada di benaknya. Tapi minimal ada goal dalam satu sisi kehidupannya yang harus diraih, sambil berproses membentuk karakter dirinya dan 'menemukan' karakter yang seimbang.
Sedangkan untuk wanita menikah, sudah maupun pernah. Wanita perannya akan menjadi lebih kompleks. Ia menjadi ibu, istri, anak, menantu, dan saudara dalam satu jiwa. Otaknya harus cepat memproses segala informasi yang masuk dan segera memilah mana yang harus diprioritaskan. Layaknya bagian front office dan back office sebuah perusahaan dalam satu tubuh. Satu informasi harus dicerna sedemikian rupa untuk memilah harus dikemas dalam bentuk apa dan berkaitan dengan siapa. Sebab satu informasi bisa saja berkaitan dengan posisinya sebagai ibu, sebagai istri, sebagai menantu, dsb. Wanita menikah harus memiliki banyak filter. Memperkaya dirinya dengan empati, wawasan, dan pengalaman.
Seringkali, wanita baru menikah terkaget-kaget dengan 'ucapan selamat datang di dunia orang menikah', belum habis kagetnya ia mengandung dan dituntut dobel adaptasi. Secara psikis dan jasmani. Secara psikis harus menerima banyak input mengenai orang baru disekitarnya. Sedangkan secara jasmani tubuhnya sedang beradaptasi menerima kehadiran 'jiwa' baru di rahimnya.
Menjadi wanita itu harus kuat. Harus bergerak cepat. Harus tegar dalam melahap segala permasalahan. Jikapun permasalahan datang bertubi-tubi, wanita harus berfokus pada solusi terbaik untuk suami dan anaknya. Harus berani berproses dan memproses orang lain untuk bisa memaklumi status barunya sebagai 'orang dewasa' karena telah mengambil komitmen untuk menikah.
Semoga, kita selalu diberi kekayaan hikmat untuk menjadi bijak. Menangislah sejenak berlarilah kemudian (:
Komentar
Posting Komentar